Mengampuni adalah Jiwa dan Roh Orang Percaya
Teror
kembali menodai kedamaian Indonesia dengan terjadinya aksi bom bunuh
diri pada Minggu (25/9) tengah hari di Solo. Tak tanggung-tanggung,
sasaran peledakan adalah jemaat yang sedang beribadah di Bereja Bethel
Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo. Korban pun jatuh. Selain menewaskan
pelaku, ledakan bom mengakibatkan seorang warga jemaat meninggal dunia
dan sedikitnya 19 orang luka-luka.
Menyikapi
kejadian ini, Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Bonar Napitupulu memberikan
tanggapan dan himbauan sebagai wujud keprihatinan bersama. Berikut ini
adalah petikan pernyataan yang disampaikan Ephorus HKBP Senin (26/9) di
ruang kerjanya di Peraja Tarutung:
“Pertama-tama perlu saya ungkapkan bahwa peristiwa itu saya ketahui melalui sms dari
teman-teman. Dan setelah sms itu tiba kepada saya, pertama, sebagai
seorang manusia perasaan saya sangat sedih.Mengapa kita manusia ini
tidak bisa bersama karena kita sama-sama manusia? Saya selalu
membayangkan, bagaimana semut bisa bersatu hanya karena mereka semut.
Kenapa manusia tidak bisa bersatu hanya karena mereka sama-sama manusia?
Yang
kedua, sebagai insan bangsa Indonesia, perasaan saya terrobek-robek.
Kenapa di tengah-tengah bangsa Indonesia ini masih ada yang seperti itu?
Karena sejak kita sepakat menjadi bangsa Indonesia, saya pikir, kita
harus bisa hidup di dalam kemajemukan itu sebagaimana semboyan kita bhinneka tunggal ika. Tindakan seperti itu saya pikir sangat tidak sesuai dengan jiwa kebangsaan kita sebagai bangsa Indonesia.
Oleh
sebab itu pertama-tama saya harus mengatakan, Saya sangat menyesalkan
tindakan-tindakan yang seperti itu, dan saya harapkan kepada seluruh
insan bangsa Indonesia supaya hal-hal yang seperti itu tidak terulang
lagi. Kalau ada masalah-masalah yang tidak sesuai dengan pemikiran kita,
mari kita selesaikan secara bersama sebagai sesama insan bangsa.
Dan
yang kedua, saya himbau kepada Pemerintah, supaya mereka lebih
memantapkan wibawa mereka sebagai pemerintah yang bisa membawa seluruh
masyarakat bangsa Indonesia ini ke dalam jiwa kebangsaan itu. Supaya
benar-benar melalui tindakan-tindakan intelijen, melalui
tindakan-tindakan pencegahan, hal-hal seperti itu tidak akan terulang
lagi.
Namun,
yang ketiga, Saya serukan kepada seluruh insan bangsa Indonesia, secara
khusus kepada seluruh umat Kristen, secara lebih khusus lagi kepada
masyarakat HKBP: supaya hal-hal yang seperti itu jangan jadi menimbulkan
dalam hati kita dendam. Jangan membawa kita kepada suatu sikap yang mau
melakukan balas dendam. Tugas daripada setiap orang percaya bila ada
yang seperti itu, yang pertama adalah untuk mendoakan supaya semua orang
yang melakukan seperti itu benar-benar diampuni dosanya dan mereka bisa
bertobat sehingga benar-benar tercipta lagi kesatuan bangsa Indonesia.
Karena saya pikir, kalau kita bereaksi melakukan hal yang sama,
melakukan balas dendam, itu bukan jiwa dan roh insan bangsa Indonesia
apalagi bukan jiwa dan roh orang percaya, orang Kristen. Apa bedanya
kita dengan mereka kalau toh kita bereaksi dengan cara yang sama?
Oleh
sebab itu saya himbau kepada seluruh umat Kristen di Indonesia,
pertama-tama tugasnya adalah berdoa supaya benar-benar kesatuan bangsa
Indonesia ini tercipta. Supaya benar-benar setiap insan bangsa Indonesia
bersatu sebagai sesama insan bangsa Indonesia. Supaya yang melakukan
hal-hal seperti itu diampuni dosanya dan supaya mereka bisa hidup dalam
pertobatan.”
Disalin St.JEB
Dari : http://www.hkbp.or.id/news
Dari : http://www.hkbp.or.id/news
0 komentar:
Posting Komentar