" Selamat Datang di HKBP Perumnas Tangerang, Ress. Perumnas Tangerang. Tuhan Yesus Memberkati & Menyertai. "
JADWAL KEBAKTIAN UMUM
Jam 06.00 Kebaktian Bahasa Batak
Jam 07.30 Kebaktian Sekolah Minggu
Jam 10.00 Kebaktian Bahasa Batak
Jam 15.30 Kebaktian Remaja
Jam 19.00 Kebaktian Bahasa Indonesia

Menyongsong Tahun LITBANG HKBP - 2012


“Ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan”
Efesus 5:10


Pendahuluan
Meneliti merupakan kegiatan mengumpulkan informasi, sekaligus menggumuli secara sistematis. Meneliti memang bukan perkara baru. Di kalangan  Gereja, justru sudah cukup banyak dibicarakan kegiatan meneliti di lapangan. Dalam konteks demikian, apa artinya membekali diri dengan penelitian demi pengembangan Jemaat. Di dalam AP HKBP 2002, Badan Penelitian dan Pengembangan HKBP pada pasal 21, dikatakan:”Pengertian”Badan Penelitian dan Pengembangan HKBP adalah organ yang mengadakan berbagai penelitian tentang kehidupan gereja dan masyarakat untuk mengembangkan dan memantapkan pelayanan gereja”.

Tugasnya:
  • Mengadakan  penelitian –penelitian tentang kehidupan gereja umumnya, HKBP khususnya.
  • Mencermati dan mengevaluasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, sosial, budaya  yang berdampak ke kehidupan gereja.
  • Menyusun strategi mengembangkan kehidupan dan pelayanan HKBP khususnya,  dan gereja umumnya   berdasarkan hasil-hasil penelitian itu.
  • Bekerja sama dengan komisi Teologi dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan ajaran dan teologi.
  • Memberikan laporan dan saran kepada Pimpinan HKBP untuk membantu organ-organ pelayananan yang ada di HKBP.
  • Saling membantu dalam pelayanan dengan Sekolah Tinggi HKBP, Universitas HKBP Nommensen, dan lembaga lain yang dianggap perlu.
  • Membuat evaluasi dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Pimpinan HKBP paling sedikit stahun sekali.[1]

Salah satu tugas Ephorus HKBP adalah ‘mempersiapkan dan menyususn Rencana Induk Pengembangan Pelayanan HKBP yang akan disampaikan kepada Sinode Agung untuk ditetapkan-Menyusun Rencana Strategis HKBP untuk disampaikan ke Sinode Agung, dan Rencana tahunan dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja yang akan disampaikan kepada Majelis Pekerja Sinode untuk ditetapkan.[2]



Demikian juga tugas seorang Praeses  adalah’Mengawasi dan menerima laporan dari Yayasan tentang pengelolaan lembaga-lembaga pendidikan HKBP yang ada di distrik itu-Memberikan laporan dan saran kepada Ephorus tentang kemampuan dan perpindahan pelayan-pelayan tahbisan penuh waktu yang ada di istrik itu-Membuat evaluasi dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara berkala kepada Ephorus HKBP dan laporan pekerjaan ke majelis pekerja sinode distrik, serta laporan tahunan ke sinode distrik.[3]

Demikian juga Pimpinan Jemaat mempunyai tugas:’-Memimpin jemaat setempat, merencenakan dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pelayanan sesuai dengan tri-tugas panggilan gereja-mengawasi, membimbing, dan meningkatkan mutu pelayanan di bidang penatalayanan dan administrasi jemaat-menerima laporan pertanggungjawaban setiap dewan-menyampaikan laporan, statistic, dan keuangan jemaat ke pendeta resort, dan rapat jemaat.”[4]

Jadi di kalangan gereja dalam tugasnya sehari-hari sudah melakukan penelitian lapangan dan cukup banyak dibicarakan.(“Barita jujur taon/Berich) Oleh karena itu setiap pelayan HKBP baik di tingkat jemaat, resort, distrik maupun pun pusat sudah melakukan penelitian ini. Dalam konteks demikian kita perlu membekali diri dengan penelitian demi pengembangan Jemaat.


Situasi Memprihatinkan

Setiap saat siaran radio dan televise terdengar di kota dan desa. Sering berita itu mengandung tata nilai lain dari tata nilai keluarga-keluarga dan masyarakat setempat. Kini setipa desa punya barisan bekas siswa sekolah lanjutan dan drop-out perguruan tinggi. Banyak tempat sudah punya penduduk yang pernah merantau ke wilayah jauh. Sering ditemukan orang yang pernah menjadi anggota anggota polisi atau angkatan bersenjata dan sekarang kembali ke tempat asal dengan istrinya yang boleh menganut agama lain. Sulit kita menemukan keluarga yang belum mengalami ketegangan anatar generasi orang tua dan generasi anak muda. Kita benar-benar sudah ‘mengalami kehidupan masyarakat majemuk’.Namun, selain lalu lintas manusia yang semakin ramai, arus pengembangan sosio-ekonomi pun mengalir semakin deras.

Kita ditantang dengan pluralism sosial. Budaya, ekonomi dan keagamaan. Tidak ada lagi daerah yang dapat dijuluki terisolasikan. Oleh karena itu, orang beriman bertanya tentang kehadiran Allah dalam kehidupannya, dalam arus pengembangan sosial, dalam pergeseran nilai dan pergolakan-pergolakan masyarakat yang dibawa. Kenapa kita di beberapa tempat di Indonesia ini sering terjadi konflik antar-umat beragama, terutama antara Krsiten dan Islam, di dalam mendirikan gedung gereja? Apakah memang hubungan di antara para penganut kedua agama ini selalu ditandai oleh konflik? Kalau terjadi konflik bermuatan agama. Ataupun sebaliknya hubungan akrap di antara keduanya, faktor-faktor apa saja yang berperan? Kalaupun konflik sudah terjadi, apakah ada atau tidak jalan untuk mengatasinya, yang dicontohkan atau diwariskan oleh sejarah?[5]

Dewasa ini, manusia semakin sadar bahwa bumi tidak lagi merupakan tempat tinggal yang nyaman, karena telah mengalami banyak kehancuran. Ini semua karena ulah manusia sendiri, yang secara tidak terkendali mengeksplotasi bumi, bahkan atas nama pembangunan ekonomi. Pratik-praktik ekonomi dengan bentuk-bentuk perbudakan di bawah kapitalisme, yang telah merasuki berbagai kehidupan manusia, dirasakan telah menjungkirbalikkan nilai-nilai kemanusiaan dan dianggap biang keladi perusakan ekologi. Sikap apakah yang perlu diambil oleh Gereja? Mampukah Gereja menjalankan fungsi profetisnya dalam menghadapi situasi nyata yang mendesak ini?[6]

Dalam situasi seperti dijelaskan itu, tugas-tugas rutin, seperti pelayanan ibadat, penyegaran iman dan  kegembalaan tidak alagi mencukupi kebutuhan yang dirasakan orang beriman. Cara kerja lama di tengah jemaat, cara kerja tradusional, perlu ditinjau kembali untuk menjawab keprihatinan baru ini dalam terang iman secara tepat sasar. Perubahan sosial yang semakin gesit dan pergeseran nilai yang semakin gancang menuntut pelayanan dilapangan yang semakin professional. Dengan demikian, karya pengembangan Jemaat terpaksa menempuh jalan baru, jalan yang lebih professional, yang terbuka kepada ilmu-ilmu kemasyarakatan.[7]

Dalam kontekas perubahan sosial inilah, tak dapat disangkal dalam karya pengembangan gereja, ilmu-ilmu sosial perlu diangkat menjadi salah satu mitra yang peranannya ikut menentukan sukses gagalnya upaya kerasulan umat Allah. Oleh karena itu, pengembang Jemaat perlu menelaah unsur-unsur tertentu dari ilmu-ilmu sosial,antara lain metode-metode penelitian sosio-budaya.Analisis sosial adalah suatu upaya untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan mendasar mengenai situasi sosial dengan menggali hubungan-hubungan historis dan strukturalnya.

Tujuan penerapan penelitian sosial adalah untuk kepentingan pengembangan gereja dan masyarakat agar kebijaksanaaan gereja tepat sasar dan bersifat semakin professional. Melalui penelitian diharapkan agar kebijaksanaan gereja di lapangan tidak lagi berdasarkan intuisi atau prasangka belaka, melainkan pada situasi nyata yang diolah dan dianalisis menurut pedoman-pedoman ilmiah.


Sipiral Pelayanan Kaum Beriman:

Langkah
ke-1.   Situasi yang dialami bersama-------analisis cultural; analisis sosial; analisis personal (ilmu-ilmu terutama ilmu sosial)….langkah
ke-2     rumusan keprihatinan……analisis iman (exegese teologi)…langkah
ke-3   Rumusan atas sapaan Allah……..perencanaan (ilmu-ilmu terutama ilmu management….langkah
ke-4     Rencana Pelayanan………pelaksananan kegiatan (menagemen organisasi)……

Untuk mengetahui ‘situasi yang dialami bersama’, perlu dibuat beberapa pertanyaan:

A.
  • Apa yang saudara ketahui tentang situasi yang ada di sini sekarang? Apa yang sedang dialami jemaat?
  • Perubahan-perubahan apa yang terjadi dalam 20 tahun terakhir ini? Manakah peristiwa-peristiwa yang paling penting?
  • Apakah pengaruh uang terhadap situasi kita? Mengapa?
  • Siapakah yang membuat keputusan-keputusan terpenting yang ada di dalam masyarakat sekarang ini?
  • Manakah hubungan-hubungan terpenting yang ada di dalam masyarakat sekarang ini?
  • Manakah tradisi-tradisi masyarakat yang paling penting? Mengapa?
  • Apakah yang paling dikehendaki orang-orang dalam hidupnya? Mengapa?Apakah yang kan terjadi dalam 10 tahun tahun nanti, jika segalanya tetap berlangsung seperti sekarang ini? Mengapa?

B.
  • Manakah dua atau tiga unsur-unsur”akar” yang paling”bertanggung-jawab” terhadap situasi yang sedang terjadi dewasa ini?
  • Demi kepentingan-kepentingan siapa unsur-unsur”akar” itu bekerja?



C. Apa yang saudara pelajari dari semuanya itu?


  • Analisis cultural:   mau melihat aspirasi nilai-nilai yangberlaku, melihat kerangka acuan tindakan. Dengan demikian semakin dapat ditentukan potensi maupun hambatan-hambatan ke arah perubahan sosio-budaya yang positif.
  • Analisis sosial :   mau melihat golongan-golongan atau kelompok-kelompok sosial. Secara praktis ini berarti melihat struktur kekuasaan, siapakah yang menentukan dalam keseluruhan proses sosial. Siapakah yang mengambil untung dan siapakah yang dirugikan?
  • Analisis personal :  untuk melihat sejauh mana pribadi yang terlibat cukup terbuka terhadap situasi yang dialami bersama.


Setelah analisis personal, sosial dan cultural sebagai orang-orang beriman masih perlulah bertanya manakah jawaban kita terhadap sapaan Allah dalam situasi konkret sekarang ini. Momen analisis ini dapat kita sebut analisis  iman.

Sesudah itu kemudian dibuat perencanaan kegiatan pelayanan. Hasil penelitian ini bagaikan ‘terang’ yang memampukan kita apa yang membawa sukacita dan apa yang membawa dukacita bagi Allah. Dengan penelitian itulah kita menguji apa yang berkenan kepada Allah.(Efesus 5:10) dan hasilnya adalah ‘terang’. Terang itu menghasilkan buah-buah yang baik, yaitu kebajikan, keadilan dankebenaran.[8]Apabila rencana itu dilaksanakan, maka kita masuk lagi ke situasi yang dialami bersama dan selanjutnya momen-momen analisis berikutnya perlu dijalankan, sehingga seluruh proses dapat digambarkan sebagai spiral pelayanan kaum beriman.[9]




Apa yang kita lakukan paska Yubileum 150 tahun HKBP ?

Kita telah belajar dari sejarah HKBP yang telah 150 tahun, yaitu memeriksa apakah, bagaimanakah sampai di mana Gereja sadar dan setia akan wujud dan amanatnya, tugas HKBP adalah mengembangkan kerajaan Allah melalui kegiatan persekutuan, kesaksian dan pelayanan(Bab VIII Pasal 9 AP 2002,h.104) dan juga apakah dan bagaiamankah Gereja diberi kesempatan  untuk hidup di dunia ini menurut wujud dan amanatnya sejarahnya dari dulu sampai sekarang. Mengembalikan dan mengembangkan jati diri HKBP dengan mengingat bahwa HKBP adalah gereja yang senantiasa melakukan PELAYANAN HOLISTIK. Dengan mempelajari sejarah HKBP akan mendorong kita semakin mencari kehendak Tuhan  dengan menata dan merancang strategi pelayanan paska Yubileum 150 tahun HKBP.


SELAMAT TAHUN LITBANG HKBP 2012!
HKBP Kebayoran Baru 28 Oktober 2011
Pdt.Luhut P. Hutajulu MTh.D.Min.
--------------------------------------------------

[1]  HKBP, Aturan dohot Peraturan HKBP 2002 @ Petunjuk Pelaksanaan, Pearaja Tarutung: HKBP, 2002, h.148
[2]    -ibid.- h.136.
[3]    -ibid.-, h.131.
[4]    -ibid.-,h.111.
[5]    Untuk memahami masalah ini, baca  Jan S. Aritonang,Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, (Jakarta:BPK Gunung Mulia,2004), h.605-621
[6]    Eka Darmaputra,”Ekonomi dan Ekologi, Perspektif Seorang Kristen Indonesia di dalam buku, J.B. Banawiratma SJ, dkk.(ed) Iman Ekonomi & Ekologi, (Yogyakarta: Kanisius,1996) h.120.
[7]  John Mansford Prior, Meneliti Jemaat, Pedoman Riset Partisipatoris, (Jakarta: Grasindo,1997), h.xiv.
[8]    Wlliam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari, Galatia-Efesus, (Jakarta:BPK Gunung Mulia,1983) h.246-247.
[9]    Joe Peter Henriot, SJ., Analisis Sosial & Refleksi Teologis, (Yogyakarta, 1985), h.8-9.



St.JEB


Artikel Terkait Lainnya Seputar:



-----

0 komentar:

=============