" Selamat Datang di HKBP Perumnas Tangerang, Ress. Perumnas Tangerang. Tuhan Yesus Memberkati & Menyertai. "
JADWAL KEBAKTIAN UMUM
Jam 06.00 Kebaktian Bahasa Batak
Jam 07.30 Kebaktian Sekolah Minggu
Jam 10.00 Kebaktian Bahasa Batak
Jam 15.30 Kebaktian Remaja
Jam 19.00 Kebaktian Bahasa Indonesia

Seminar Nasional: Memperkokoh Kehidupan Berbangsa Melalui Empat Pilar Kebangsaan.

Published On: Thu, Nov 21st, 2013
Berita | By HKBP

Jakarta,
Persoalan kebangsaan, kembali menjadi diskusi hangat di Gedung Nusantara V, MPR/DPR RI pada hari Jumat, 15 November 2013. Seminar kali ini dilakukan oleh Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) melalui Seksi Ama HKBP Menteng, Jln. Jambu Jakarta yang diketuai Ir. Hisar Gurning. Peserta yang mengikuti seminar ini adalah pendeta, warga jemaat, aktivis dari berbagai denominasi gereja yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya.


Sementara itu, pembicara adalah :
  • Yenny Wahid (Wahid Institute), 
  • Romo Benny (Katolik), 
  • Hashim Djoyohadikusumo, 
  • Hendardi, 
  • Ulil Abshar Abdalla, 
  • Jend. (Purn) Luhut Pandjaitan; 
  • sebagai Keynote Speaker Ephorus HKBP Pdt. Willem T.P. Simarmata, MA; 
  • penanggap Suhu Benny (Ketua DPP Walubi) dan 
  • moderator Pdt. Gomar Gultom, M.Th (Sekum PGI). 
Seminar ini diawali dengan Ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Marisi Simanjuntak dan Pdt. Dr. Einar M. Sitompul.

Sebagai Keynote Speaker, Ephorus HKBP, Pdt. Willem T.P. Simarmata, MA menganalisa persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa ini secara tajam dan komprehensif. Menurutnya, paling tidak ada empat persoalan besar yang dihadapi bangsa kita, yaitu: Persoalan Pluralisme (Kemajemukan), Persoalan Dekadensi Moral, Persoalan Kemiskinan dan Persoalan Ekologi. Untuk persoalan pluralisme, Simarmata melihat bahwa persoalan ini semakin runyam karena Pemimpin bangsa kita tidak memiliki wibawa untuk menegakkan UUD 1945, secara khusus tentang kebebasan beragama bagi setiap warga negara. Tidak adanya wibawa ini tercermin pula pada ketidakmampuan pemerintah menjalankan keputusan pengadilan tentang keberadaan gereja. Bahkan, gereja yang sudah memiliki ijin, dipaksa ditutup – tetapi pemerintah tidak berbicara apapun. Selain itu, dekadensi moral bangsa ini juga tidak luput dari perhatiannya. Menurutnya, setiap hari warga negara disuguhkan dengan tontonan kebobrokan moral para penguasa akibat tindakan korupsi yang semakin menggurita. Korupsi ini menyebabkan banyak warga negara yang hidup dalam kemiskinan, tidak bisa mengenyam pendidikan, memperoleh akses kesehatan, dll. Bahkan, lingkungan hidup turut rusak akibat kebijakan-kebijakan pemerintah yang hanya memikirkan kepentingan pemilik modal. Eksplorasi kekayaan alam, ternyata tidak membawa dampak positif bagi warga masyarakat disekitarnya, baik di Papua, terlebih di Tapanuli. Ternyata tindakan eksploitasi hutan, justru membuat masyarakat hidup dalam ketakutan karena diintimidasi oleh penguasa, misalnya masyarakat Batak di Sipituhuta.

Sementara itu, Yenny Wahid dari Wahid Institute mengungkapkan bahwa kekerasan berbasis agama terus meningkat. Para pelakuknya bukan hanya dari kelompok masyarakat tertentu, tetapi juga oleh aparat pemerintah yang seharusnya justru melindungi warga masyarakat. Bahkan, Yenny mengungkapkan ketika rasa aman warga masyarakat bergantung pada sosok individu, hal ini membuktikan bahwa negara gagal memberi rasa aman terhadap warganya. Pada sisi lain, Hasyim mengungkapkan bahwa di tengah keragaman yang dimiliki bangsa kita, maka Pancasila adalah kunci yang mempersatukan. Romo Benny mengungkapkan bahwa umat Kristiani harus menjadi bagian dari bangsa ini. Umat Kristiani jangan menganggap dirinya sebagai minoritas. Sementara itu, Ulil menyebutkan bahwa ada upaya arabisasi yang kita tidak tahu siapa yang menjadi dalang dibalik semuanya.

Menurut Martin Hutabarat, SH., Pimpinan Tim Sosialisasi Empat Pilar MPR-RI mengungkapkan bahwa sejak tahun 2010, MPR RI telah bertemu Presiden untuk menyampaikan program sosialisasi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurutnya, kita harus tetap mengawal persatuan dan kesatuan sebagai bentuk kecintaan kita kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan seminar ini turut dimeriahkan oleh Paduan Suara Anak Hazael HKBP Menteng Jln. Jambu. Dan menurut Ketua Penyelenggara, kegiatan semacam ini akan dilakukan tiga kali dalam setahun. (Pdt. Mangasa Lumbantobing)
Sumber:  HKBP Pearaja

Artikel Terkait Lainnya Seputar:



-----

3 komentar:

landisrabin mengatakan...

3D Iron Wire: The Art of Iron - TiMetal Arts
This Iron wire titanium dog teeth implants is made to be used as an ingots titanium curling wand and as a conduit to use titanium mesh your artworks. Silver titanium or ceramic flat iron Plated Iron Wire - Titanium Wire by men\'s titanium wedding bands TiMetal Arts.

Terimakasih, Telah memberikan Komentarnya - Tuhan Yesus Memberkati ... HKBP Perumnas Tangerang
Anonim mengatakan...

q659b8drkdk799 realistic dildo,male sex dolls,dog dildo,dog dildo,cheap sex toys,cheap sex toys,Clitoral Vibrators,female sex toys,sex toys f954d4azeoh126

Terimakasih, Telah memberikan Komentarnya - Tuhan Yesus Memberkati ... HKBP Perumnas Tangerang
notuson mengatakan...

ia109 cheap jerseys,cheap jerseys,cheap jerseys,cheap jerseys,cheap jerseys,cheap jerseys,cheap jerseys,cheap jerseys,cheap jerseys ch290

Terimakasih, Telah memberikan Komentarnya - Tuhan Yesus Memberkati ... HKBP Perumnas Tangerang
=============