Tangerang, (4/8/2013)
Setelah dilantik pada Juni 2013 yang lalu, Komisi Pelayanan Strategis HKBP yang diketuai oleh Bapak Dr. S.P. Tambunan ini, langsung bekerja secara maksimal. Dalam kurun waktu yang relatif singkat, mereka mempersiapkan program kerja dan memaparkannya dihadapan Ephorus, Pdt. W.T.P. Simarmata, MA dan Praeses Banten serta Praeses Bekasi pada hari Minggu sore di Imperial Arya Duta Hotel, Karawaci.
Dr. S.P. Tambunan mengungkapkan bahwa sebagaimana tanggung jawab yang dipercayakan Ephorus kepada komisi ini, maka komisi tersebut memberi perhatian pada bidang lingkungan hidup, pariwisata dan pemberdayaan masyarakat desa. Dalam bidang lingkungan hidup, kegiatan yang diprogramkan meliputi: penghijauan hutan dan lahan kosong, pemeliharaan danau dan sungai, sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak serta upaya-upaya untuk memelihara lingkungan hidup, dll. Sementara itu, dalam bidang pariwisata, komisi ini akan mendata situs-situs sejarah yang ada dalam kehidupan masyarakat Batak dan gereja. Bahkan, komisi akan mengupayakan agar gereja-gereja yang tergolong tua mendapat biaya pemeliharaan dari pemerintah. Pada bidang pemberdayaan masyarakat desa, maka akan dilakukan pendetaan potensi-potensi yang ada sehingga dapat dilakukan upaya mengembangkan keterampilan untuk meningkatkan produktivitas.
Ephorus sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas program-program yang telah dibuat oleh anggota komisi. Pada kesempatan itu, beliau mengungkapkan bahwa sesungguhnya Tanah Batak dan orang Batak adalah sesuatu hal yang luar biasa karena memiliki berbagai kelebihan. Ditinjau dari sisi historis, orang Batak memiliki banyak peninggalan kekristenan yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Ephorus mengungkapkan: “Ada banyak peninggalan misionaris yang kita miliki tetapi tidak terawat. Gereja-gereja yang dibangun sebelum tahun 1900; Alkitab milik Warneck yang masih ada di Sipirok, lemari Nommensen yang masih tersimpan di Sigumpar, dll.” Lebih jauh, Ephorus berkata: “Kita harus membangun museum sebagai memorabilia yang menyimpan benda-benda berharga dan menjadi pusat kajian tentang Batak.” Tentu saja hal ini akan memikat hati wisatawan untuk mengunjungi Tapanuli.
Meningkatnya pariwisata, tentu membawa dampak positif bagi peningkatan kehidupan ekonomi warga masyarakat desa. Setidaknya hal ini dapat meningkatkan ekonomi warga masyarakat. Karena itu, produktivitas masyarakat harus ditingkatkan. Home Industri perlu mendapat dukungan, khususnya dengan memberi pelatihan kepada masyarakat untuk lebih kreatif menghasilkan jenis-jenis industri rumah tangga.
Dalam bidang lingkungan hidup, Ephorus sangat prihatin dengan pemanasan global yang sedang melanda dunia saat ini. Bahkan, kerusakan hutan atas kerakusan para penguasa. Karena itu, Ephorus berharap bahwa HKBP memiliki pusat pembibitan yaitu di Sipoholon dan Jetun, Silangit. Tidak hanya itu, Ephorus berharap pertanian yang dilakukan petani menggunakan pupuk organik sehingga tanah dapat terpelihara. Tentu semua kegiatan ini sebagai upaya mewujudkan HKBP menjadi berkat bagi dunia. (Pdt. Mangasa Lumbantobing)
Sumber: http://hkbp.or.id
Sumber: http://hkbp.or.id
0 komentar:
Posting Komentar